SEMINAR BERKALI PAPUA Di Jemaat Baptis, Siloam Kota Raja BTN

Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 22-23 Maret 2019. Tepatnya di gedung Gereja Baptis Papua, kotaraja BTN. Kegiatan dimaksud diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Tiranus Bandung (IKAT) Papua. Seminar ini diikuti oleh beberapa mahasiswa/wi dari STFT GKI I.S Kijne Jayapura.

Didalamnya dibahas, tema yang saling berkaitan. Di hari pertama 3 sesi, Yakni:

  1.  “Diperlengkapi Untuk Mengenal Sekilas Keyakinan Sesama”. Disampaikan oleh  Dalam pembahasan, banyak menyoroti tentang hubungan agama Kristen dengan agama lain, terutama dengan agama Islam. Secara, keseluruhan memberi inspirasi kepada kita bahwa, sebagai pengikut Tuhan Yesus, perlu menghadirkan kasih Allah, Kuasa Allah dari kesalehan hidup di tengah-tengah umat beragama.
  2. Sesi kedua: “Diperlengkapi Untuk Menjawab Keberadaan Sesama”. Sesi ini membahas penolakan umat Muslim terhadap kekristenan. Misalnya: Orang Muslim menolak Keilahian Kristus dan Penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Walaupun demikian, umat Muslim tidak bisa membantah, Isa Almasih sebagai Nabi.

Lalu dalam kekristen kita percaya Yesus sebagai penyelamat dan di dalam Dia kita mempunyai kepastian, kepastian hidup yang saleh dan kuasa Yesus yang berkarya.

  1. Sesi ketiga: Disampaikan oleh Pdt. Rio Marbun, M.Th

“Perkenalan Gerakan Kelompok Pemuridan”

Sesi, lebih menekankan tentang cara atau trik-trik penginjilan terutama terhadap kaum Muslim. Misi yang bertolak dari amanat Agung. Oleh sebab itu pemuridan menjadi tugas kita bersama sebagai pengikut-pengikut Kristus.

 

Hari kedua pada Tanggal 23 Maret 2019, Terdapat 3 sesi, ketiga sesi ini disampaikan oleh Pdt. Nimrod F. Faot  Th.D, yaitu:

  1. Di Perlengkapi Untuk menjadi Berkat bagi keluarga dan Sesama”. Sesi ini berbicara peran orang tua terhadap perumbuhan Iman anak jika suami istri seiman didasarkan pada ISIS (Ikatan Suami Istri Seiman), maka pertumbuhan iman seorang anak bertumbuh dengan baik.
  2. “Peran Seorang Guru Kristen Dalam Mendidik”

Sesi ini, lebih berpusat pada Ilmu dan Iman. Dalam mempersiapkan pemimpin masa depan bagi Gereja dan Bangsa. Maka peran seorang Guru Kristen dalam menyiapkan generasi harus meneladani Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru Agung, dengan memiliki Belas kasihan-Nya (Mat 9:35-38), Sikap peduli-Nya (Mrk 6:30-34), Pendekatan-Nya (Yoh 4:4-26).

  1. “Diperlengkapi Supaya Sehat Dalam Kristus dan Menjadi Berkat Bagi Sesama”.

Dalam sesi ini berpusat pada 2 situasi, yakni situasi eksteral (dunia), dan Internal (di gereja). Dua situasi, menyikapi situasi-situasi, politik, Sosial, budaya, Kesehatan bahkan juga situasi-situasi rill yang terjadi misalnya bencana alam.

Maka, gereja harus menjadi agen misi Allah, dengan menginjili kaum yang belum di jangkau oleh Injil.

 

 

Refleksi Singkat

Penginjilan adalah salah satu misi utama yang percayakan oleh Yesus Kristus kepada para murid, (Matius 28:19-20). Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Perintah ini di artikan sebagai ayat dorongan yang memberi inspirasi untuk memberitakan Injil. Perintah untuk memberitakan Injil itu, tergerak oleh keterpanggilan mereka akan berita-berita Kristus yaitu Hamba yang melayani. (Yudas 1:1). Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. Misi ini pun di respon oleh para pekabar Injil. Sebab Injil tidak terlepas dari pemanggilan dan pemuridan melalui Alkitab dan bimbingan kuasa Roh Kudus.

 

Kesimpulan

Maka kami dapat menyimpulkan dari “SEMINAR INI” bahwa:

  1. Sebagai pengikut Kristus, kita perlu merespon penginjilan dan pemuridan.
  2. Pendidikan Kristen adalah dasar pembentukan iman dan karakter, maka perlu melakukan pendidikan mulai dari keluarga, lembaga pendidikan dan juga oleh Gereja.
  3. Walaupun dalam perbedaan beragama, kita perlu hidup saling menghargai.

"

"